Jumat, 24 Februari 2012

soal B. Ing 7/1


SMP  YOS  SUDARSO
KARAWANG

ENGLISH  TEST  CLASS  VII   2011/2012

Cross on the  word  A, B, C, or D on the right answer !
1. The Students are going to school……………………………
                A. at this morning            B. at this event                  C. at this moment            D. just now
2. Mother and sister……………………..in the kitchen every morning.
                A. cook                 B. are cooking                    C. is cooking                       D. cooks
3. The policemen …………..arranging the street at this time.
                A. is                        B. are                    C. do                      D. Does
4. ……………the geese swim in the river every  afternoon ?
                A. is                        B. are                    C. do                      D. Does
5. The lady ……………not move to Bali ?
                A. is                        B. are                    C. do                      D. Does
NO LIFTERING !
 6.


                A. We may throw the rubbish here                          B. We ere banned throw rubbish here
                C. We should throw the rubbish here                     D. We are allowed throw rubbish here
PARKING AREA FOR STAFF ONLY
 7.

                A. All customers can park here                                   B. All employers may park here
                C. All visitors must park here                                       D. All bosses will park here
KEEP SILENT PLEASE !
 8.
    Where can we find the caution above ?
                A. At school                        B. At hospital                     C. At the zoo                      D. At bus stop
9. Our school begins at ……………and ends at ……………..
                A. 1 pm – 1 am                  B. 1 am – 1 pm                   C. 1 md – 1 mn                  D. 1 mn – 1 md
10. We usually have breakfast at ……………………….
                A. 6 am                                 B. 6 pm                                 C. 6 md                                 D. 6 mn
11. My little brother goes to bed at……………………..
                A. 9 am                                 B. 9 md                                 C. 9 pm                                 D. 9 mn
 The text for number 12 – 17
                There is a cat ………(12)……..the chair. It’s mine. It likes to stay there and play ……(13)……..its ball. Sometimes my cat climb……(14)……..tree and sleep ……(15)………the branch. Then it runs ……(16)……………my house if I call it and sits ……(17)……………my mother and I.
12.          A. in                       B. among                             C. under               D. above
13.          A. with                  B. into                                   C. above              D. on
14.          A. in                       B. to                                       C. under               D. on
15.          A. with                  B. into                                   C. above              D. on
16.          A. to                      B. near                                  C. into                   D. beneath
17.          A. beneath         B between                          C. under               D. into
18. Uncle Bill is a chemist. He work at the big hospital and also he had ……………….…….which sell some medicines at home.     
                A. pets                  B. drugstore                       C. car                     D. vendor
19. Mr. Gomes is a driver. He drive a …………………..every day.
                A. bike                  B. pedicab                           C. ship                   D. bus
     

PUISI BALADA


PERJALANAN  PENCARI KEADILAN

Sinar kemerahan diufuk timur merapat
Menyapu lembut titik-titik embun temaram
Kicau burung-burung kecil manyapa riang
Kecipak air anak sungai bengawan bersahutan
Desir irama pohon bambu berdendang

Pagi telah beranjak dari selimut malam
Menjemput sang dewi rembulan berpulang
Cahaya biru keabu-abuan merangkak tenang
Senyum langit merekah tanpa kata
Mengurai  satu lagi kehidupan baru

Udara dingin sisa semalam masih membayang
Bunga tidur yang indah pun terkenang
Entah ada…………………….entah tiada
Entah nyata…………………entah fatamorgana
Semua  melaju dengan ringannya

Seperti halnya hidup di dunia ini
Terkadang segalanya tampak indah
Namun tak jarang penuh nestapa
Ketika tiba-tiba ada dua ruas jalan
Mungkin memaksa kita untuk diam sejenak

Diam bukan berarti membisu
Diam tidak sama dengan tidak berbuat sesuatu
Diam hanya perlu menunggu waktu
Waktu untuk bangkit dan malangkah
Waktu untuk menentukan arah yang tepat

Mentari telah berada tepat diubun-ubun
Ketika seorang lelaki berbadan tegap  melintas
Langkahnya tegap menyusuri jalan beraspal
Tangan kanannya menggenggam erat sebuah gulungan tebal
Tangan kirinya berayun penuh wibawa



Tepat didepan sebuah gedung gagah bertingkat
Lelaki itu terdiam sejenak
Langkahnya terhenti
Namun bola matanya menari-nari
Mencari sesuatu yang sangat diminati

teriakan lautan manusia tenang tanpa kata
Semua mulut menganga tak bersuara
Pandangan mata mereka hanya satu arah
Nafas tertahan mulai mendesak- desak
Menunggu satu kata saja untuk bergerak

Lelaki itu mulai melangkah lagi
Setapak demi setapak
Menyusuri rerumputan hijau di sebuah tanah lapang
Membelah kerumunan manusia yang masih penasaran
Sepertinya waktunya telah tiba



Lelaki itu mulai berkata-kata
Kalimat lantang mengalir dengan deras
Membangkitkan semangat yang hampir padam
Membangun rasa percaya diri yang terkekang
Membakar citi-cita untuk sebuah  keadilan

Disana sini orang-orang mulai mendesah
Mencoba Bangkit dari keterpurukan
Maraih kembali semangat yang sempat padam
Meski tiada jalan yang membentang
Terus melangkah bila perlu berlari

Keadilan di negri ini harus dipenuhi
Hapus air mata dengan sapu tangan kebenaran
Seka debu-debu hitam dengan kain peri kemanusiaan
Keadilan di negri ini harus berdiri tegak
Setegak tugu monas yang bertahta emas

Karawang.  Maret 2011
By  fie adrianus

GADIS PENJUAL KORAN

Di sebuah jalanan kumuh tak jauh dari jembatan tua
Seorang gadis kecil melangkah meninggalkan sebuah peraduan
Mengenakan busana kemiskinan dan derita
Kaki yang tak beralas tak jua lelah
Menjajakan Koran di sepanjang jalan penuh semangat

Waktu telah dilewatinya tanpa mengeluh
Peluh yang mengucur deras tak hendak terhapus
Terus mengais nafkah tanpa batas
Meski hanya cukup untuk sebutir  beras
Sekedar untuk sekali makan saja

Mentari  yang terik bersinar tak kan jadi penghalang
Deru mobil-mobil jalang tak kan dihiraukan
Cemooh dan celaan adalah makanan ringan
Caci maki dan bahkan pukulan adalah air segar pelapas dahaga
Kaki kecil tak beralas itu terus berburu


Koran………….koran……………….
Koran pak……………Koran bu……………
Beli  Koran saya pak, agar saya dapat makan
Beli Koran saya bu, agar saya dapat beli sabun
Koran…………koran……………

Hanya lirik lagu itu yang selalu menggema
Setiap detik setiap menit sepanjang waktu
Gadis penjual Koran itu tak pernah bosan
Nada-nada itu tak memilukannya
Iramanya tetap meski kadang terdengar serak

Bila sinar kemerahan di ufuk barat mulai merayap
Menimpa trotoar jalan dan gagang jembatan
Debu panas mengembang perlahan
Setapak demi setapak menuju sirna
Gelap malam mulai merangkak perlahan

Ketika lampu jalanan satu per satu menyala
Gadis penjual Koran tetap berdiam diri
Sekedar menghela nafas dan menunggu berkah
Siapa tahu ada tangan-tangan sang dermawan
Yang mungkin ingin membuang koin recehan

Namun senja itu berbeda dengan senja-senja sebelumnya
Gelap malam telah hampir lengkap
Debu keabu-abuan mulai tak tampak
Lampu-lampu jalanan telah jadi benderang
Tak satu dermawanpun yang kunjung tiba


Gadis penjual Koran itu tetap bertahan
Seolah tahu akan datangnya karunia
Dalam diam dan kebisuan yang tenang
Dalam lapar dan dahaga yang mulai meronta
Di iringi angin malam yang menerpa

Gadis penjual Koran itu tetap bertahan
Tangannya mencengkeram sisa Koran yang tak terjual
Kakinya terlipat rapat menutup separo badanya
Kepalanya tersembunyi diantara kedua lututnya
Badannya kaku tak bergerak




Tepat di sisi jembatan menuju jalan setapak
Gadis penjual Koran itu ditemukan dalam selimut duka
Tiada derai air mata menghantarnya
Tiada isak tangis pertanda bela sungkawa
Dan bahkan tiada deretan doa-doa

Kisah gadis penjual Koran memang tinggal cerita
Cerita seorang anak manusia tanpa jasa
Tak kenal orang tua dan sanak saudara
Tak pernah mengerti  arti sebuah kasih sayang
Bahkan tak sekalipun menemukan belaian

Karawang.  Maret 2011
By  fie adrianus






BENCANA  DI BUMI PERTIWI

Masih adakah waktu untukku
Sekedar mengucap salam selamat pagi
Masihkah tersisa masa untukku
Sekedar untuk bertegur sapa
Waktu dan masaku telah berlalu

Bila mungkin masih ada waktu sedikit saja
Aku ingin berkata tidak
Bila masih tersisa sebuah kesempatan
Aku  ingin menghalaunya
Namun aku tak punya kuasa apa-apa

Aku masih ingat betul
Ketika tiba-tiba tanah yang ku pijak bergoyang
Suara gemuruh bak bumi hendak meledak
Tiada satu katapun yang sempat ku ingat
Bahkan siapa namaku pun aku tak tahu

Merapi meronta……………..
Meluluh lantahkan apapun yang ada
Menyapu bersih apapun yang dilaluinya
Tanpa komunikasi dan kompromi
Merapi meraung dalam gelap dan sepi
Bencana………………….
Kembali Ibu pertiwi meratap
Papua, Mentawai, dan kini merapi
Tetes air mata ibu pertiwi menjadi tak berati
Ungkapan  maafpun menjadi bahasa yang  basi

Kepada siapa mesti aku mengadukan nasib ini
Batinku tertekan dalam derita berkepanjangan
Naluriku ingin berontak walau tiada daya
Tak kan ada bisa didengar lagi
Lagu pujian untuk ibu pertiwi

Barak pengungsian yang pengap menjadi tujuan
Tempat untuk sekedar menghela nafas panjang
Tiada hal yang dapat dilakukan
Selain menunggu uluran tangan penderma
Entah dengan rasa ihklas atau sekedar cari muka

Aku bahkan  mungkiin tak peduli
Bencana di bumi pertiwi ini adalah saksi
Saksi yang tak pernah terpikirkan
Bencana di bumi pertiwi ini adalah bukti
Bukti sebuah Keangkuhan yang tak terkendali


Bencana kali ini melukai ibu pertiwi
Berapa banyakkah nyawa-nyawa tak terkenali
Bahkan hartapun tak kan punya arti lagi
Bencana  kali ini membasahi ibu pertiwi
Air mata tak mungkin di bendung meski dalam mimpi


Mungkin kita perlu berbenah diri
Meninggalkan masa lalu dan berlari
Mungkin Ibu pertiwi  memang telah lelah berdiri
Mungkin kita harus berkaca kembali
Menemani Ibu pertiwi memoles negeri

Tiada hal yang tak mungkin terjadi
Bila sebuah keyakinan melapisi hati
Mengoyak segala kesombongan
Menepis ketidak pedulian
Menghalau kabut hitam yang mencengkeram

Jika memang ini adalah awal yang terbaik
Mungkin ibu pertiwi mampu tersenyum kembali
Melepaskan tali-tali yang mengekang
Merengkuh kenyamanan akan masa depan
Melangkah dalam tenang dan kedamaian

Karawang, maret 2011
By  fieadrianus



Senin, 20 Februari 2012

Cerpen : Bunga dan Tari Topeng


BUNGA DAN TARI TOPENG
Senyum Bunga mekar ketika ibu Santi memasuki kelasnya. Ibu Santi adalah guru ekstrakurikuler seni tari tradisional. Sekolah Bunga ditunjuk untuk mewakili lomba seni tari tradisional di tingkat propinsi. Dan hari itu bu Santi akan mengumumkan nama-nama anak yang akan di kirim ke lomba tersebut.  Bunga suka sekali dengan tari tradisional, maka Bunga selalu berlatih dengan serius pada saat ekskul seni tari tradisional di sekolah. Bahkan hampir setiap hari Bungapun berlatih di rumah.  Bunga sangat berharap dapat terpilih.DFCCXC.bmp
Senyum Bunga semakin melebar ketika dengan lembut ibu Santi mulai menyebutkan nama-nama anak yang di pilih. Satu per satu nama di sebut dan di sambut dengan tepuk tangan dari teman-teman Bunga di kelasnya. Nama-nama itu adalah Rosa, Jenny, Dewi, dan Mutiara. Nama Bunga tidak juga di sebut oleh bu Santi sampai bu Santi meninggalkan kelas Bunga. Tubuh Bunga lunglai di atas kursinya, mulutnya tak dapat berkata-kata dan matanyapun mulai berkaca-kaca. Hati Bunga sedih dan kecewa sekali.
          Rumah Bunga hanya 2 kilometer dari sekolah, dan matahari tak begitu terik, tapi Bunga sudah kehilangan semangat. Bunga mengayuh sepedanya dengan sangat pelan. Sesekali Bunga berhenti dan mengusap air matanya, kemudian mengkayuh sepedanya dengan sisa-sisa tenaga yang dimilikinya. Satu belokan lagi rumah Bunga yang bercat kuning gading dan di penuhi tanaman itu akan kelihatan. Bunga langsung masuk kamarnya, duduk di depan meja belajarnya, kemudian meraih cermin kecil dan memandangi  wajahnya, Bunga menangis lagi. “Kenapa aku tidak terpilih ?” desahnya.  Bunga mengucapkan kalimat itu berulang-ulang hingga ahkirnya Bungapun tertidur.
          Sudah dua hari Bunga tidak masuk sekolah, badannya deman, dan juga batuk pilek. Kata dokter Bunga terkena flu, jadi harus banyak istirahat. Sore itu Bunga masih terbaring di tempat tidur, ketika bu Santi datang ke rumahnya. “Wah ibu Santi kok repot-repot ke sini segala, Bunganya juga sudah baikan.” Kata ibu Bunga setelah mempersilahkan ibu Santi masuk. “Kebetulan habis ekskul bu,  jadi mampir sekalian.”  Jawab bu Santi sambil mengikuti ibu Bunga ke kamar Bunga. “Bagaimana Bunga ? sudah tidak demam.” Kata bu Santi memegang dahi Bunga. Bunga hanya tersenyum kecil. “Tinggal batuk pileknya ya ?” kata bu Santi lagi. Bunga mengangguk. Kurang lebih setengah jam kemudian bu Santipun berpamitan. “Sampai jumpa besok di sekolah ya Bunga, teman-teman di sekolah udah pada rindu lho sama Bunga.” Kata bu Santi dengan senyum yang ramah sambil merapikan selimut Bunga. “Terima kasih bu Santi.” Kata Bunga pelan. Ibu Bunga mengantar bu Santi ke halaman rumah.
          Pagi itu Bunga dengan penuh semangat mengkayuh sepedanya ke sekolah. Sesampai di sekolah Bunga langsung bergabung dengan teman-teman dan bercanda di bawah pohon mangga di depan kelas Bunga. Bel berbunyi, Bunga dan teman-temannya segera berbaris dan memasuki kelas satu per satu. Hari itu Bunga tidak melihat Rosa, Dewi, Jenny, dan Mutiara di kelas, tapi Bunga tahu mereka sedang latihan di gedung seni kabupaten untuk persiapan lomba nanti. Bunga sudah dapat menerima kenyataan bahwa memang Bunga masih harus berlatih lebih keras lagi.
           syahda.bmp

English Fan's club, Yosuka

ENGLISH FAN’S CLUB
YOS SUDARSO JUNIOR HIGH SCHOOL
KARAWANG, WEST JAVA
=============================================================

Drama Mini


THE DUST OF ROMUSHA

( In a room, Mr. Naito is sitting on the shaking chair and do nothing. Ujang, Mr. Naito’s servant is sweeping the floor, then he finds Mr. Naito’s photo near the chair ).

Ujang                   :  Excuse me Mr. Naito………… Here is yours ?
                               Where would you like me to keep it Mr. ?
Mr. Naito    :  Oh… What is that ?
Ujang                   :  Here you are Mr.

( Ujang gives the photo to Mr. Naito)
( Mr. Naito smiles )

Mr. Naito    :  Ehm……….Ujang, do you know who is he ?
Ujang                   :   O………..eeeem
Mr. naito    :  It’s me ! how can this photo be near here ?

( Mr. Naito smiles )

Ujang                   :  Excuse me Mr. …………

( Ujang exit from that room )

Mr. Naito    :  I was Japan’s army………..at that time I led Romusha in Java.
                      It was the worst experience which made all Javanese hate me.
                      They hate me very much. They though that I was a monster, an evil man.
                      Yes…………I understood, if they said like that.
                      They always said that I have made them in the deep sorrow’s condition.
                      Even though I have killed some of them.

( Mr. Naito holds the photo and getting sleep )
( Music )
( Romusha 1 is beside the chair )

Romusha 1 :  Good day Mr. Naito. How are you ?
Mr. Naito    :  Good day….I’m fine…. But ….who are you ?
Romusha 1 :   Me…?  I’m Sutomo.
Mr. Naito    :   Sutomo……….?.......Sutomo…..
Romusha 1 :  Yes………..  I am Sutomo. You were kill me. 
    You have still remembered me, haven’t you ?
Mr. Naito    :   What………..No, I wasn’t.
                      Why do you come to me ?
Romusha 1 :  I missed you Mr.  Hahahaha………….
Mr. Naito    : What do you want ?
Romusha 1 : I just want to share my sweet experiences. Hahahaha……..
Mr. Naito    : Go away……I don’t want to see you.

( Romusha 2 is in front of Mr. naito’s chair )


Romusha 2 :  How about me Mr…………….?
Mr. Naito    :  You…………..Who are you ?
Romusha 2 :  Have  you forgotten   me ! How can you forget  to me Mr ?
Mr. Naito    :  I haven’t known you.
Romusha 2 :  Hahahahaha……………………It’s so funny, isn’t it ?
                      Listen to me mr. I was your assistant………….
Mr. Naito    :  No…..I didn’t have an assistant like you.
Romusha 2 :  Mr. Naito……

(Romusha 2 walks to Mr. naito, and Mr Naito runs to the door)

Romusha 3           : Where are you going to go  Mr. ?
Mr. Naito    : Ha ! Oh no……..you………..who are you ? (Mr. Naito cries)
Romusha 3 : Me ? ……….hahahaha………….

(Mr. Naito steps back, Romusha 3 walks to Mr. Naito closely)

Romusha 3 : Look at me carefully Mr. Naito ?
                     Look at to my eyes. You have asked your assistant to hurt my eyes. See !
Mr. Naito    : No…I don’t know. But if it’s true that I have done that to you.
   I just did my job. Is it false ?
Romusha 3 :  Yes ! It’s Ok. That’s your job right ? And now let me do my job to you ?
Mr. Naito    : What do you mean ?
Romusha 3 :  I want to take  your eyes.
Mr. Naito    :  No……….You can’t do that. Don’t disturb me.
Romusha 3 :  Yes I can Mr.  Let’s see !

(Romusha 4 appears behind Mr. Naito )

Romusha 4 : Don’t touch him. (Mr. Naito looks to Romusha 4)
Romusha  3          : Why ?
Romusha 4 : Because It’s mine. I want to throw away his life by my hand.
Mr. Naito    : What ! I didn’t know you…but I don’t know…
  Why are all of you so angry to me ?
Romusha 4 : Because you have killed us and also a lot of people there.
Mr. Naito    : Listen to me carefully ! In the past I was an army. I killed no one !
Romusha 4           : You are a liar Mr.
Mr. Naito    : No..........
Romusha 4 : Yes……………..
Mr. Naito    : No….I say no ! It’s mean NO !

(There are about some Romushas  appear from many places)
(There is a girl sits on the floor)

A girl          : Yes …You are…(weakly).

(Mr. Naito looks to her)

A girl          : Have you remember me dear ?

(Mr. Naito keeps silent)

A girl          : I am Surti. You have asked me to sleep with you for many times.

(Mr. Naito knells on the floor)

A girl          : And when you knew that I was pregnant…You leaved me alone.
                     So because of that I was understand that you never love me.
                     I was beg you to be father of my baby, but you refuse it.
                     And you asked someone to kill me.
Mr. Naito    : No…….I didn’t ask someone to kill you.
                     Actually I love you, but how must I do ? I can’t marry you.
A girl          : Of course you can marry me. I was a poor girl and I’m not Japanese.
Mr. Naito    : No……. That’s not true.

(Mr. Naito walks to A girl)

Romusha 2 : No move Mr…….
Romusha 3 : Let’s kill him…………

(All the Romushas come to Mr. Naito)

Mr. Naito    : No……..let me alone.

(All the Romusha are closely)

Mr. Naito    : No………enough…..enough………
                     Perhaps…I have done something which made all of you be angry to me.
                     But…..It’s my job. I haven’t had the others choice beside that.

(All Romushas try to reach Mr. Naito body, Mr Naito runs away to other place)

Mr. Naito    : All right……..all right……..(Mr. Naito cries loudly)
                     If all of you think that It was my false…I’m so sorry…I beg you !
                     Forgive me…….
Romusha 4           : Don’t hear him. He is liar…..kill him now !


(All Romushas were reach Mr Naito neck. Mr. Naito falls down)

Mr. Naito    : No……….no….don’t do that to me………I beg you…

(All Romushas  hit Mr. Naito’s body that has lied on the floor)

Mr. Naito    : No……….God………..help me please…..
                     I beg you God …… Help me……..help me please
                   : No……God…….forgive me God….God forgive me.
                    (Mr. Naito Cried loudly).

(All Romushas disappear)
(It’s so silent….just Mr. Naito is crying like a child n sleepy)
(ujang runs to Mr. naito)

Ujang                   : Mr. Naito …..Mr. weak up ! weak up please !
                     Why did you lay on the floor ? weak up !
Mr. naito    : No………..don’t touch me….no don’t kill me.
                     Go away……..let me a lone ….no….
Ujang                   : Mr. Naito….it’s me… ujang…..
Mr. Naito    : ha !...oh…you…ujang. Thanks God. It was adream.
                     Eh……thank you God….thank you so much.
Ujang                   : Mr. Naito your cloth is very wet.
Mr. Naito    : Oh…..I got the very bad dream Ujang. But it’s Ok. Just a dream.
Ujang                   : All right Mr. ……. Would you like to have lunch ?
Mr. Naito    : I think yes. I’m very hungry. I want to change my cloth first.                   
Ujang                   : Yes Mr. Let me prepare your meal.


The end

Written by fieadrianus
Karawang, 25th  July 2009